Usir Bosan dengan Tiga Permainan Sederhana Ini!

Pernah mati gaya enggak, Mah? Umumnya saat dalam perjalanan atau sedang menunggu sesuatu, rasa bosan kerap melanda. Sebagai orang dewasa kita bisa mengusirnya dengan membuka ponsel atau membaca buku (lebih bagus lagi kalau kita membaca Al-Qur'an, sih, hehehe).

Namun, jika bersama anak, tentu ini bukan pilihan yang bijak. Mereka butuh pengalih yang seru. Menggambar, mewarnai, atau membaca buku bisa jadi alternatif, tetapi menurut pengalaman kami, anak-anak hanya bertahan sebentar. Mereka akan mulai kebosanan lagi.

Saat situasi seperti ini, biasanya saya akan mengeluarkan jurus andalan berupa permainan-permainan sederhana. Yang mereka butuhkan sebenarnya adalah kebersamaan dengan (siapa lagi kalau bukan) orang tuanya, kok. Selain mengisi waktu dan mengatasi bosan, ikatan antara anak dan orang tua pun makin erat. Mantap, kan, Mah?

Berikut adalah beberapa permainan yang bisa Mamah coba. Ada yang terinspirasi dari pengalaman masa kecil. Ada pula yang diajarkan oleh anak yang mendapatkannya dari sekolah.


1. ABC lima dasar

Waktu SD saya sering memainkan ini bersama teman-teman. Mungkin Mamah juga familiar dengan permainan ini. Dimulai dengan mengucapkan, "ABC lima da– sar," oleh semua pemain, masing-masing mengeluarkan jari sebanyak yang dimau. Kemudian, pemain menyebutkan abjad sesuai jumlah jari. Jari pertama A, jari kedua B, dan seterusnya hingga seluruh jari selesai ditunjuk. Setelah itu, pemain bergantian menyebutkan nama—yang telah disepakati sebelumnya—dimulai dari abjad yang disebut terakhir tadi. Variasinya beragam, mulai dari nama benda, buah, makanan, binatang, hingga nama negara.

2. Sambung ekor

Permainan ini lebih advance, lebih cocok untuk anak SD kelas tiga ke atas sepertinya. Saya pernah coba bermain dengan anak sulung saya yang berusia enam tahun. Dia masih agak bingung menentukan huruf terakhir dari satu kata untuk dijadikan huruf pertama kata berikutnya.

Bagaimana cara mainnya? Sebelum mulai, para pemain menyepakati satu kategori tertentu, sama dengan permainan ABC lima dasar. Kemudian, pemain pertama menyebutkan satu kata. Huruf terakhir dari kata tersebut menjadi huruf pertama dari kata yang akan disebutkan oleh pemain kedua. Misalnya, kata pertama adalah ayam, maka kata kedua harus dimulai dengan huruf m: monyet. Begitu seterusnya.

3. Ik zie, ik zie

Saya mengenal permainan ini saat anak sulung saya terpaksa belajar jarak jauh saat pandemi. Ik zie berarti aku melihat. Permainannya sangat mudah, bahkan bisa dimainkan oleh balita sekalipun. 

Caranya, pemain bergantian memberikan soal yang harus ditebak oleh pemain lainnya dengan mengatakan, “Ik zie, ik zie wat jij niet zien (aku melihat, aku melihat yang kamu tidak lihat).” Bila sedang bermain dengan kategori warna, sambungannya adalah, “De kleur is … geel! (warnanya … kuning!)” Variasinya bisa berupa bentuk, angka, huruf, atau lainnya. Sampai sekarang, permainan ini paling sering saya mainkan bersama anak-anak. Mereka puas bila saya tidak bisa menebak yang mereka maksud, hahaha.

Penutup

Ketiga permainan di atas sangat fleksibel untuk dimainkan di mana saja sebab tidak menggunakan alat apa-apa, tanpa modal, plus tidak perlu takut ada yang hilang/tercecer. Ramah dompet dan aman, deh, pokoknya. Orang tua senang, anak riang, bosan pun hilang.

Apakah Mamah punya ide permainan sederhana lainnya? Boleh banget untuk berbagi di kolom komentar, ya!

Post a Comment

0 Comments