Mengenalkan Alam, Memupuk Literasi Sains

Di dalam konsep Pendidikan Berbasis Fitrah--saya belum menyebut diri praktisi sebab baru menerapkan sedikit saja--titik tekan untuk anak usia 0-6 tahun adalah menumbuhkan fitrah keimanan. Di rentang usia ini anak harus sebanyak mungkin dikenalkan dengan Allah Swt. sebagai Rabb (pencipta) dan dibuat kagum dengan Tuhannya. 

Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mendekatkannya dengan alam. Mengutip kata Ilma Dina dari Hannah Indonesia, alam adalah works of Allah, sedangkan Al-Qur'an adalah words of Allah. Anak-anak belajar mengenal keagungan Allah Swt. melalui hasil ciptaan-Nya, yakni segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Anak belajar membaca alam, mengenali tanda-tanda alam, serta mengagumi keindahan dan keunikan alam. Semuanya bertujuan untuk menumbuhkan keimanan kepada Allah Swt. 


Bukanlah kebetulan jika hal tersebut sejalan dengan upaya yang sedang digaungkan pemerintah melalui Gerakan Literasi Nasional. Menurut OECD (2016), literasi sains--satu di antara enam jenis literasi yang harus dikuasai anak--berarti pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Dengan  mendekatkan anak dengan alam untuk menumbuhkan fitrah keimanan, sesungguhnya kita juga sedang memupuk literasi sains pada anak usia dini. 


Tentunya karena subjeknya adalah anak-anak, pendekatan yang diambil haruslah yang menarik dan menyenangkan. Yang paling mudah adalah mengajak mereka untuk langsung bersentuhan dengan alam. Siapa guru yang lebih baik kalau bukan alam itu sendiri? Tidak perlu jauh-jauh. Kita bisa mulai dari halaman depan atau belakang rumah, teras, bahkan dari selembar kapas basah untuk menaruh butiran kacang hijau. Jika ingin melangkah lebih jauh, kita bisa melakukan kegiatan trekking (penjelajahan alam) seperti yang kami lakukan akhir pekan lalu bersama rombongan Ikatan Alumni ITB Belanda. 


Di era digital--apalagi pandemi--sekarang ini, upaya mengenalkan alam dapat dilakukan juga melalui kelas virtual. Saya merekomendasikan kelas dari @terangkids yang diadakan setiap hari Sabtu sore WIB. Waktunya yang ramah dengan waktu Eropa membuat kami bisa mengikuti kelasnya. Setiap tema dibawakan dengan cara yang menarik. Apalagi sang pembawa acara senantiasa mengembalikan semua kekaguman terhadap alam dan isinya kepada Allah Swt.


Seseru apapun kelas virtual ataupun video yang kita bisa tonton di YouTube, jangan lupakan buku sebagai sumber ilmu yang utama, ya. Apalagi sekarang banyak buku pengenalan sains untuk anak usia prasekolah yang disertai dengan ilustrasi menarik. Orang tua juga bisa ikut belajar bersama anak. Jangan-jangan keduanya sama-sama belum tahu (eh, itu sih saya). 


Bagi sesama orang tua, selamat menstimulasi literasi sains sejak dini! Niscaya fitrah keimanan akan ikut tumbuh jika kita selalu menghubungkannya dengan Allah Swt. Sang Maha Pencipta. Ibarat pepatah "sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui", ya, kan?

Post a Comment

0 Comments